salama'ki muttama ri blogku sappo'....aja mua tapaja mallolisu

Saturday, November 28, 2009

ADA-ADA PAPASENG (KATA2 NASIHAT)

ADA ADA FAPPASENG

1.Dua kuala sappo, unganna panasae,Sibawa belona kanukue
(Dua kujadikan pagar, bunga nangka, hiasan kuku.)


2.Atutuiwi anngolona atimmu; aja' muamminasaiyangngi ri ja'e padammu rupa tau, nasaba' mattentui iko matti' nareweki ja'na apa' riturungenngi ritu gau' madecennge riati maja'e nade'sa nariturungeng ati madecennge ri gau' maja'e. Naiya tau maja' kaleng atie lettu' rimonri ja'na.
(Jagalah arah hatimu; jangan menghajatkan yang buruk kepada sesamamu manusia, sebab pasti engkau kelak akan menerima akibatnya, karena perbuatan baik terpengaruh oleh perbuatan buruk. Orang yang beritikad buruk akibatnya akan sampai pada keturunannya keburukan itu.)

3. Makkedatopi Arung Bila, eppa tanrana tomadeceng kalawing ati, seuani, passu'i ada napatuju, maduanna, matuoi ada nasitinaja, matellunna duppai ada napasau, maeppa'na, moloi ada napadapi.
(Berkata pula Arung(bangsawan)Bila, ada empat tanda orang baik bawaan hatinya. Pertama,mengucapkan kata yang benar. Kedua, menyebutkan kata yang sewajarnya. Ketiga, menjawab dengan kata yang berwibawa. Keempat, melaksanakan kata dan mencapai sasarannya.)

4.Naiyya riasenge Funggawa,Maccai Na Malempu, Waraniwi Na Magetteng( yang dikatakanemimpin adalah; orang yang Jujur,Berani dan Teguh dalam Pendirian )

5.Naiyya riasennge maradeka, tellumi pannessai:
Seuani, tenrilawai ri olona.
Maduanna, tenriangkai' riada-adanna.
Matellunna, tenri yatteanngi lao ma-niang, lao manorang, lao orai, lao alau,lao ri ase, lao ri awa.
(Yang disebut merdeka (bebas) hanya tiga hal yang menentukannya: pertama, tidak dihalangi kehendaknya; kedua, tidak dilarang mengeluarkan pendapat;ketiga, Tidak dilarang ke Selatan, ke Utara, Ke Barat, ke Timur, ke atas dan ke bawah. Itulah hak-hak kebebasan. )

6.Rusa taro arung, tenrusa taro ade,
Rusa taro ade, tenrusa taro anang,
Rusa taro anang, tenrusa taro tomaega.
(Batal ketetapan raja, tidak batal ketetapan adat, Batal ketetapan adat, tidak batal ketetapan kaum, Batal ketetapan kaum, tidak batal ketetapan orang banyak)

Thursday, November 12, 2009

MUTIARA KATA BUGIS

MUTIARA KATA
Sadda, mappabati Ada,
Ada mappabati Gau, Gau mappabati Tau, Tau sipakatau
Mappaddupa Nasaba Engkai Siri’ta nennia Pessee ta, Nassibawai
Wawang ati mapaccing, lempu, getteng, warani, reso, amaccangeng,
tenricau, maradeka nennia assimellereng
Makkatenni Masse ri Panngaderengn na Mappasanre ri elo ullena
Alla Taala.

Maksudnya :
Bunyi mewujudkan kata,Kata mewujudkan Perbuatan,Perbuatan Mewujudkan Manusia,Manusia Memanusiakan Manusia, Membuktikan di Dunia Realiti kerana
Kita Memiliki perasaan malu dan teladan ( pengaruh) disertai dengan
Kesucian hati, kejujuran, keteguhan, keberanian, kegigihan dan ketekunan, kecerdasan minda,daya saing yang tinggi, kemerdekaan, Berpegang teguh pada adat dan tradisi
serta bertawakal kepada Kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa.


Toddo Puli Temmalara ri Wawang,Ati Mapaccinnge Nassibawai Alempureng.
Teguh tak Tergoyahkan pada Hati yang Suci-bersih disertai dengan Kejujuran
Sirebba tannga tessirebba pasorong, Padaidi pada elo, sipatuo sipatakkong
Siwata menre, tessirui nonno.
Kita saling mengulurkan tangan ketika hanyut,Kita saling menghidupkan karena kita seia sekata,Saling mengangkat dantak saling menjatuhkan
Berbeda pendapat,tetapi tidak menyebabkan persengketaan.

Resopa natinulu kuae topa temmanginngi malomo naletei pammase Dewata
usaha yang gigih dan kerja keras disertai dengan ketekunan sering menjadi titian rahmat Ilahi.

Thursday, November 5, 2009

Lontara Bugis-Makassar

Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi masyarakat bugis klasik. Itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakan huruf lontara. Huruf lontara tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapi huruf lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar dan masyarakat luwu. Yah dahulu kala para penyair-penyair bugis menuangkan fikiran dan hatinya di atas daun lontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehingga tersusun kata yang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama I La Galigo.
Jujur sampai dengan sekarang masyarakat bugis – makassar sendiri banyak yang tidak memahami lontara. Mungkin ini salah salah satu ciri bahwa kebudayaan Bugis-Makassar sudah mulai di kikis oleh kebudayaan-kebudayaan barat yang bagaikan virus ganas menyebar di negara kita.

Wednesday, October 28, 2009

penempatan awal suku bugis di Sabah

Suku Kaum Bugis
Suku kaum Bugis merupakan salah satu etnik yang terdapat di dalam kelompok ras berbilang bangsa di negeri Sabah. Kebanyakan suku kaum ini telah menetap di pantai Timur Sabah iaitu di daerah Tawau, Semporna, Kunak dan Lahad Datu,termasuk W.P.Labuan (Pulau Labuan )Dari aspek sosial, suku kaum ini lebih terkenal dengan kerabat pangkat diraja (keturunan bangsawan), mementingkan soal status individu dan persaudaraan sesama keluarga. Dari segi perkahwinan,suku kaum ini lebih suka menjalinkan perkahwinan dengan keluarga terdekat dan perceraian pula merupakan hubungan sosial yang amat tidak disukai oleh suku kaum ini kerana ia meruntuhkan hubungan kekeluargaan dan bertentangan dengan nilai-nilai agama.Pada dasarnya, suku kaum ini kebanyakannya beragama Islam Dari segi aspek budaya, suku kaum Bugis menggunakan dialek sendiri dikenali sebagai 'Bahasa Ugi' dan mempunyai tulisan huruf Bugis yang dipanggil ‘aksara’ Bugis (LONTARA). Aksara ini telah wujud sejak abad ke-12 lagi sewaktu melebarnya pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia.
Sejarah kedatangan suku kaum Bugis di Sabah (Tawau khususnya) berkaitan dengan sejarah penerokaan Tawau. Adalah dipercayai suku kaum ini telah meninggalkan Kepulauan Sulawesi menuju ke Pulau Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan dan Borneo sejak abad ke-16 lagi. Tahun 1840 dijadikan sebagai fakta kukuh untuk menyatakan tempat permulaan penerokaan Tawau oleh suku kaum Bugis. Penempatan awal oleh suku kaum Bugis ini bermula di kawasan yang dikenali sebagai Ranggu. Ini bermakna suku kaum Bugis sudah pun menerokai kawasan Tawau dan menjadikan Ranggu sebagai salah satu destinasi untuk berulang-alik ke Indonesia menjadi pedagang dan membawa masuk pekerja buruh ke ladang-ladang milik kerajaan British ketika itu. Apapun, Ranggu diasaskan oleh nenek Penghulu K.K. Salim di Kampung Sungai Imam, Bombalai. Kemudian seorang lagi bangsa Bugis dari kerabat diraja Bone bernama PETA SENON menetap di Sungai Imam, Bombalai. Usaha mereka ketika itu adalah sebagai orang upahan kepada Kerajaan Sulu untuk menghapuskan sebanyak mungkin lanun-lanun yang bergerak di perairan Laut Sulu, Borneo. Kemudian,beberapa kawasan baru terus diterokai oleh suku kaum Bugis dan kawasan yang termasuk dalam tapak pembangunan Bandar Tawau.
Antara suku kaum Bugis yang terlibat dalam penerokaan bandar Tawau ialah Puang Ado, Daeng Mappata, Wak Neke, Wak Gempe dan Haji Osman.